SMP Negeri 2 Depok, Sekolah Berbudaya Lingkungan
-
GPD ,“Selamat Datang di Sekolah Berbudaya Lingkungan SMP Negeri 2 Depok…”, sebuah spanduk selamat datang tergantung di atas pintu gerbang sekolah segera terlihat dengan jelas. Memasuki pintu gerbang sekolah, kita disambut pepohonan dan bunga-bungaan di kiri-kanan jalan lingkungan sekolah. Sebuah taman nan asri langsung menyapa dengan berbagai keindahan tanaman. Beberapa tempat duduk terletak di samping pepohonan, menambah kenyamanan sekaligus menggoda bagi siapapun untuk singgah sejenak.
Sapaan pertama tatkala kita menjejakkan kaki di sekolah ini menyuratkan pengelolaan sekolah tertata rapi, baik, bersih, dan hijau. SMP Negeri 2 Depok sebagai sekolah favorit beralamat di Jalan Bangau Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Penanaman nilai-nilai edukasi bukan hanya didukung dari kegiatan belajar mengajar di kelas saja, kurikulum berbasis lingkungan pun ikut andil memajukan prestasi sekolah ini.
Program Adiwiyata
Kurikulum berbasis lingkungan termasuk salah satu komponen program Adiwiyata. Adiwiyata sebagai tempat baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan juga berbagai norma dan etika. Hal ini bisa menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan program Adiwiyata yakni mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dalam hal ini mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, dan rapi. Bagi para siswa, kegiatan partisipasi mendukung program Adiwiyata, di antaranya piket kelas, Jumat bersih, kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler, membawa tempat makan dan minum dari rumah, ikut serta dalam pengolahan kompos, bakti sosial, berkebun, mengikuti ROMLI (Rombongan Lillahi Ta’ala) dalam memanfaatkan TOGA (Tanaman Obat Keluarga), serta mengikuti diklat/pendidikan latihan dari Universitas Indonesia (UI) maupun Universitas Nasional (UNAS).
Latar belakang SMP Negeri 2 Depok mengikuti program Adiwiyata berawal dari ditunjuknya sekolah oleh Pemerintah Kota Depok. Penunjukkan tersebut bisa dilihat dari prestasi yang dicapai SMP Negeri 2 Depok, baik akademik maupun non-akademik. Prestasi yang diraih para siswa pun melanglang buana mulai dari kompetisi tingkat kota, provinsi, hingga nasional.
Kegiatan Adiwiyata harus didukung seluruh warga sekolah, misal pemilahan sampah organik dan anorganik. Tempat-tempat sampah yang tersebar, di sudut-sudut sekolah hingga di depan kelas pun sudah terbagi sesuai jenis sampahnya. Secara otomatis, para siswa terbina memilah sampah. Penghematan listrik dan penggunaan air juga melatih siswa agar tidak boros.
Suasana hijau di depan kelas
Kerjasama Adiwiyata dilakukan dengan pihak pengelola kantin sekolah, seperti menyediakan makanan dan minuman juga peralatan yang ramah lingkungan. Dukungan dari pihak komite sekolah, khususnya orangtua siswa berjalan baik. Mereka memberikan saran dan solusi terkait program Adiwiyata.
Akhirnya, kita bisa bekerjasama dengan pihak universitas. Seperti yang terlihat pada kegiatan pemilahan sampah beberapa waktu lalu, orangtua siswa ikut menyaksikan diklat/pelatihan kegiatan tersebut.
Lingkungan hidup dan Adiwiyata
Lingkungan hidup memiliki problematika yang kompleks. Oleh karena itu, program Adiwiyata sangat membantu kesadaran kita akan pentingnya lingkungan. Siswa diajak sadar lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan maupun mencontoh hal-hal yang tidak baik. Harapan adanya Adiwiyata menjadi alarm penting bahwa kita harus menjaga lingkungan sekitar agar tidak terjadi musibah yang buruk, terutama banjir.
Upaya mencintai lingkungan bisa tumbuh sedini mungkin. Pengembangan lingkungan kini dan nanti tergantung pengelolaannya. Alam sudah disediakan oleh Sang Pencipta, manusia sebagai pengelola bertanggung jawab penuh menjaga lingkungan tempat tinggal.
Keberkaitan dengan penerapan Adiwiyata untuk mewujudkan lingkungan yang hijau ternyata sulit. Kita dihadapkan pada kendala yang melilit jiwa bangsa ini, yaitu kesadaran tiap individu. Sejatinya, menumbuhkan sadar lingkungan harus murni dari individu masing-masing dan bukan dipaksa.
Lingkungan yang hijau
Saat jam pelajaran masuk mulai pukul 07.00-10.00 WIB, AC di dalam kelas tidak dinyalakan, semua jendela dibuka. Alhasil, udara pagi yang segar pun bebas dinikmati sehat dan alamiah. Mata segar memandang tanaman pot-pot di depan kelas makin terasa nyaman dan asri.
Pembinaan terhadap lingkungan hidup untuk menyukseskan program Adiwiyata terhambat berbagai kendala. Tak jarang, beberapa warga sekolah, termasuk siswa masih ada yang melanggar tata tertib lingkungan sekolah. Tentu saja jika ditilik, permasalahan tersebut dianggap lumrah. Jalan keluar menghadapinya, yakni siapapun bisa saling mengingatkan akan kesadaran menjaga lingkungan.
Penerapan Adiwiyata diharapkan menciptakan sekolah yang nyaman, asri, dan segar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kita bisa belajar di podium ataupun di sekitar lingkungan sekolah yang hijau. Suasana hijau dan alami bisa mendukung terciptanya kegiatan belajar yang menyenangkan.
Komponen program Adiwiyata, antara lain kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan
Sudut-sudut sekolah nan asri
Suasana lingkungan sekolah yang asri dan hijau terpapar di setiap area sekolah, mulai dari pot-pot tanaman di depan kelas, pun hal serupa juga terlihat di depan ruang guru, ruang kepala sekolah, maupun ruang tata usaha. Tempat sampah yang tertulis organik dan anorganik menyadarkan siswa akan kebersihan lingkungan sekolah.
Sadar tidak buang sampah sembarangan
7 Kawasan Dilarang Merokok
Imbauan di taman sekolah
Kolam ikan bersebelahan dengan ruang guru
Tanaman hidroponik
Bangku-bangku yang nyaman di bawah teduh pepohonan